Cara Dahsyat Belajar Sempoa dengan Baik dan Benar


Kenapa kita perlu belajar SEMPOA? Apa pentingnya SEMPOA? Coba Anda renungkan dan lihat sejenak, kenapa orang Cina lebih menyukai sempoa dibanding ilmu hitung lainnya yang sekarang marak berkembang? jawabannya sebetulnya sederhana. Karena sempoa sudah teruji, bagus bagi perkembangan otak kanan anak. Karena dengan sempoa secara otomatis otak kanan serta motorik tangan anak bekerja, dan itu menghasilkan daya kreasi yang luar biasa. Untuk itu diperlukan cara yang tepat dalam belajar sempoa, jangan sampai salah, karena apabila yang diajarkan salah maka hasilnya pun akan salah.


Bagaimana cara belajar sempoa yang baik dan benar?
  1. Perhatikan siswa Anda. Apakah tuna netra atau tidak? Jika tuna netra, sempoa akan banyak membantu. Jika tidak, Anda harus lebih hati-hati.
  2. Perhatikan apakah siswa Anda sudah menguasai bilangan dasar 1 sampai dengan 100. Jika siswa Anda belum menguasai bilangan – bukan sekedar angka – 1 sampai dengan 100 sebaiknya jangan diajarkan sempoa.
  3. Apakah siswa Anda menyukai sempoa? Jika sudah mulai bosan atau tidak suka, hentikan segera. Biasanya, seorang anak suka pada awalnya dan bosan tidak lama kemudian.
  4. Tetap bedakan antara sempoa dan matematika. Sempoa bukan matematika dan matematika bukan sempoa. Jadi, jika anak Anda cocok dengan sempoa, ia tetap harus belajar matematika sewajarnya.
  5. Posisikan sempoa sebagai pelengkap matematika – bukan pengganti matematika sama sekali. Untuk kemajuan bidang matematika tempatkan kursus sempoa seperti kursus musik atau kursus olah raga. Lagi-lagi, bukan kursus matematika.
  6. Setelah poin 1 sampai 5 di atas kita cermati dengan teliti, baru ajarkan sempoa dengan riang gembira. Belajarlah sempoa basic seperti belajar musik. Jangan belajar sempoa seperti belajar matematika.
  7. Selamat menikmati. Semoga sukses.

Hidup itu adalah pilihan


Hidup ini adalah milik kita, kita yang akan menentukan kemana kita akan membawa hidup kita dan masa depan kita.
Banyak orang tua yang bingung dengan nasib anak mereka nantinya, mereka bingung "mau jadi apa nantinya anakku kelak?" itulah pertanyaan terbesar bagi tiap orang tua. Masa depan itu seperti roti hamburger, kita tidak dapat memakannya sekaligus tapi sedikit-demi sedikit. Untuk itulah sangat penting kiranya kita membekali anak kita dengan berbagai ketrampilan. Untuk masa depan yang tidak pasti nantinya, ketrampilan dalam bertahan hidup sangatlah penting.
Saya ingat sekali ketika saya melamar pekerjaan, bukan ijasah atau nilai yang ditanyakan, tapi "KAMU BISA APA".
Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang membutuhkan orang yang punya ketrampilan dibandingkan orang yang punya nilai tinggi.
Untuk itu janganlah salah memilih pendidikan, yang terpenting 'SENANGILAH, MAKA KESUKSESAN AKAN MENGIKUTI"

Saya sering ketemu orang, dan sering saya menanyakan alasan mereka mengambil kuliah jurusan tersebut, dan sering saya mendapat jawaban bahwa mereka salah mengambil jurusan. rata-rata mereka mengambil jurusan karena menuruti kemauan orang tuanya. sungguh kasian.
Pada saat anak kita remaja kita tidak memaksakan keinginan kita, tapi saat mereka masih kecil kita bisa mengarahkan hidup mereka, dan membekali hidup mereka dengan berbagai ketrampilan, salah satunya kursus sempoa.

Ciri Anak Kreatif

Sebenarnya anak yang kreatif itu seperti apa sih? Anak kreatif adalah anak yang dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik. Perkembangan kemampuan dan kecerdasannya, sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif, banyak bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula diidentifikasi sebagai kenakalan oleh banyak orang tua. Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang berlebih merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu. Sebelum kita men-judge bahwa anak kita nakal, alangkah bijaknya jika kita mencoba mengetahui dan memahami ciri-ciri anak kreatif berikut ini.


Berpikir Lancar

Anak kreatif mampu memberikan banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang kita berikan. Dalam kejadian sehari-hari, kita sering bertanya “apa”, maka sering pula dijawab dengan banyak jawaban, meskipun kadang-kadang jawabannya agak melenceng alias “ngaco”. Namun, itulah salah satu kehebatan anak kreatif.

Dalam jangka panjang, anak kreatif mampu memberikan banyak solusi atas masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan karena di masa depannya hidup akan penuh masalah dan tantangan. Dengan kreativitasnya, maka ia akan lebih mudah menjawab masalah dan tantangan tersebut.

Fleksibel dalam Berpikir

Anak kreatif mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang (fleksibel), sehingga ia mampu memberikan jawaban variatif. Hal ini akan memudahkannya menjalani kehidupan dan menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan. Seringkali tanpa kita sadari, anak memberikan jawaban atau komentar yang solutif atas pertanyaan dan pernyataan kita. Misalnya, “Si Bibi kemana sih, jam segini belum datang, dasar malas menunda-nunda pekerjaan terus…,” dengan tiba-tiba ia berkata ”Mungkin Bibi sakit, Bu.”

Orisinil (Asli) dalam Berpikir

Anak kreatif mampu memberikan jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban–jawaban baru yang tidak lazim diungkapkan anak-anak atau kadang tak terpikirkan orang lain, di luar perkiraan dan khas. Misalnya, sang Ibu mempertanyakan baju anaknya yang kotor dengan nada sedikit kesal. “Sayang, kenapa bajumu kotor begini sih, Ibu kan sudah bilang jangan kotor-kotoran?” Jawaban si anak. “Tadi kecipratan air hujan, Bu. Teman-teman pada main ciprat-cipratan air hujan sama lumpur. Lagian kalau hujan kan Ibu seneng, banyak air buat nyuci sama mandi.”

Elaborasi

Anak kreatif mampu memberikan banyak gagasan dengan menggabungkan beberapa ide atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya secara rinci dan detail hingga hal-hal kecil. Misalnya, “Mengapa rumah berantakan?” jawab si anak “Ini risiko, Bu. Aku kan main, bolak-balik ke dapur ngambil makanan dan minuman, lari-lari, ketendang, jadi tumpah deh. Namanya juga main.”

Imaginatif

Anak kreatif memiliki daya khayal atau imajinasi, yang ia aplikasikan dalam kegiatannya sehari-hari. Ia menyukai imajinasi dan sering bermain peran imajinasi. Misalnya, ia membayangkan dirinya sebagai Ibu, maka ia akan berperan sebagai ibu dalam segi bicara dan perilakunya. Dalam tataran anak remaja, imajinasi ini biasanya berupa fiksi ilmiah, yakni sudah cukup mampu mengembangkan imajinasinya dalam bentuk-bentuk keilmuan, seperti menulis cerpen atau naskah drama, menciptakan lirik lagu, bermusik dengan genre tertentu, dan lain-lain.

Senang menjajaki Lingkungannya

Anak kreatif senang dengan bermain. Bermain dan permainannya itu selain menyenangkannya juga membuatnya banyak belajar. Ia bisa mengumpulkan dan meneliti makhluk hidup, serta benda mati yang ada di lingkungannya. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk masa depannya karena ia akan selalu belajar dan mengasah rasa ingin tahunya terhadap sesuatu secara mendalam. Ciri ini juga terkait dengan kecerdasan anak secara naturalis. Msalnya, karena ia senang meneliti makhluk hidup, maka ia senang memelihara binatang atau tanaman yang disukainya dan memberinya nama.

Banyak mengajukan Pertanyaan

Anak kreatif sangat suka mengajukan pertanyaan, baik secara spontan yang berkaitan dengan pengalaman barunya maupun hasil ia berpikir. Sering kali pertanyaan yang diajukannya membuat kita sulit dan merasa terjebak. Karena itu, kita harus memiliki strategi yang tepat dengan berhati-hati memberikan pernyataan dan harus siap dengan jawaban yang membuatnya mengerti. Misalnya, kita mengajarkan bahwa Tuhan selalu melihat kita dan tahu segala perbuatan kita karena Tuhan itu ada di mana-mana, maka ia dapat mengajukan pertanyaan “Tuhan itu laki-laki atau perempuan? Tuhan itu ada banyak ya? Kan ada dimana-mana?”. Jika tidak kita berikan jawaban yang memuaskannya, maka ia akan terus mengajukan pertanyaan.

Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Kuat

Anak kreatif suka memperhatikan sesuatu yang dianggap menarik dan mendalaminya sampai puas. Rasa ingin tahu anak kreatif sangat tinggi, sehingga ia tak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya. Karena itu, kita sering dibuatnya agak kewalahan bahkan jengkel dengan menganggap anak kita bawel. Padahal itulah kehebatannya, rasa ingin tahunya akan membuatnya haus ilmu, memiliki daya kritis dalam berpikir dan tidak cepat percaya dengan ucapan orang sebelum membuktikan kebenarannya. Misalnya, kita sedang bertamu ke rumah seseorang. Ia melihat kristal yang menarik. Matanya selalu tertuju ke sana dan pelan-pelan mendekati kristal itu, diangkat…lalu jatuh dan pecah. Ia berkata “Habis berat sih, jadi dibagi dua saja, deh!” Reaksi kita tentu saja kesal, marah dan merasa malu.

Karena itu, fokus dan konsentrasi terhadap anak kreatif harus benar-benar diperhatikan. Cara berpikirnya yang cepat dan lancar akan membuatnya mudah bertindak memuaskan keingintahuannya.
 
Suka melakukan Eksperimen

Anak kreatif suka melakukan percobaan dengan berbagai cara untuk memuaskan rasa penasaran dan rasa ingin tahunya. Karena itu, sebagaimana contoh di atas, orang tua harus bayak mendampingi dan membimbingnya, tetapi tidak bertujuan menghambat atau terlalu mencampuri eksperimennya itu.

Memberikan penjelasan tentang baik dan buruknya sesuatu lebih baik daripada berkata “jangan” atau “tidak boleh”.

Suka menerima Rangsangan Baru

Anak kreatif sangat suka mendapatkan stimulus atau rangsangan baru, serta terbuka terhadap pengalaman baru. Hal ini berkaitan dengan rasa ingin tahunya dan kesukaannya bereksperimen. Semakin banyak stimulus yang kita berikan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkannya dan semakin banyak pula percobaan yang dilakukannya, sehingga proses dan kemampuan berpikirnya akan terus berkembang dan mengasah kecerdasan otaknya.

Berminat melakukan Banyak Hal

Anak kreatif memiliki minat yang besar terhadap banyak hal. Ia suka melakukan hal-hal yang baru, berani mencoba hal baru dan tidak takut terhadap tantangan. Dengan mengetahui antusiasme dari minatnya terhadap sesuatu akan membantu orang tua mengenali bakat anak, sehingga sejak dini bisa mengembangkan minat dan bakatnya secara berdampingan dan berkesinambungan. Selain itu, keberanian melakukan hal-hal baru dapat memupuk rasa percaya dirinya yang bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya kelak.

Tidak mudah Merasa Bosan

Anak kreatif tidak mudah bosan melakukan sesuatu. Ia akan melakukannya sampai ia merasa benar-benar puas. Jika sudah puas, maka ia akan melakukan sesuatu yang lain lagi. Inilah ciri kreativitasnya yang menonjol. Ketidakbosanan merupakan aset berharga yang akan membuatnya terus mencari hal-hal yang dapat menginspirasinya untuk berkreasi dan berinovasi dengan hal-hal yang dialaminya dan dilihatnya, sehingga proses kereatifnya terus berjalan seiring pertumbuhan usianya.
Kreativitas lahir bukan semata-mata karena faktor keturunan, tetapi lebih karena adanya faktor stimulasi dari lingkungan anak.

Stimulus dan bimbingan orang tua merupakan faktor utama dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak. Dengan mengenali dan memahami ciri anak kreatif, orang tua dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan kreativitas anak-anaknya. Karena itu, anak merupakan anugerah yang harus kita syukuri, membuat kita belajar dari dan tentang banyak hal dalam kehidupan. 

sumber: Forum kaskus.us

Permainan untuk Mengembangkan Kemampuan Anak

Banyak orang tua menginginkan anaknya menjadi cerdas. Banyak cara dan metode yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan otak anak. Ada yang mengkursuskan anaknya, namun ada cara sederhana untuk meningkatkan kemampuan otak anak, yaitu dengan permainan.
Penelitian di bidang psikologi menemukan bahwa daya ingat dapat dikembangkan. Berbagai strategi dapat diterapkan untuk mengasah memori anak.

Sebelum kita membahasnya lebih jauh, kita harus mengetaui Bagaimana Memori atau otak Bekerja?


Sistem Penyimpanan memori anak seperti komputer, menyimpan informasi yang saling berhubungan dengan informasi lainnya. Pertama-tama informasi penting akan selalu disimpan di memori jangka pendek, berkisar 10-20 detik.

Itulah sebabnya penyusunan dan pengulangan informasi sangat penting jika orang tua ingin anak mudah mengingat informasi. Kemudian, informasi yang penting dan berkesan bagi anak akan disimpan di memori jangka panjang. Di sini, informasi akan di-arsip dan dihubungkan dengan informasi lain yang berkaitan.

Aspek emosi sangat berperan dalam membantu anak mengingat. Misalnya mengingat saat-saat membahagiakan di masa kecil anda.

Anak belajar dari hal-hal yang sederhana. Misalnya, anak belajar tentang konsep pohon. Maka, anak terus mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang pohon, makhluk hidup yang mempunyai batang, akar dan daun. Secara bertahap, kumpulan informasi tentang pohon akan disimpan dan digunakan sewktu-waktu saat dibutuhkan. Ketika jaringan informasi di otak memadai, anak akan bisa membedakan antara tanaman hias, bunga dan pohon.

Dalam hidup sehari-hari orang tua tidak perlu khawatir saat si kecil berkata lupa atau tidak ingat. Ini bukan berarti si kecil tidak menyimak informasi itu. Tetapi informasi tersebut disimpan di otak dan kelak dapat dipergunakan kembali di situasi tertentu. Bahkan orang dewasa saja cenderung hanya sanggup mengingat 30% dari informasi yang didengarnya. Tapi bila kita melihat dan mendengarkan di saat bersamaan, maka informasi tersebut akan lebih terekam di memori otak. Selanjutnya, bila anak melihat, mendengarkan, merasakan (menyentuh) dan melakukan suatu kegiatan, maka mereka akan mengingatnya sekitar 90%. Itu sebabnya, pendidikan yang baik selalu melibatkan aktivitas yang memacu seluruh panca indera anak.

Sebagai contoh, ibu mengajarkan tentang konsep berat dan ringan pada anak. Jauh lebih baik bila kita mengajak anak langsung bereksperimen tentang berat benda daripada menghafalkan satu buku yang tebal tentang berat benda. Melibatkan seluruh panca indera sangat efektif digunakan saat belajar di rumah, yaitu dengan menunjukkan pada si anak suatu tulisan (visual), minta ia menyebut kata itu, lalu mintalah si kecil menyusun alphabet yang sama dengan tulisan itu (sentuhan dan visual). Kemudian ucapkan kata itu (auditori dan visual). Dan akhirnya lakukan pengulangan yang disertai kegiatan sehari-hari dengan kata-kata yang akan mudah diingat oleh anak, karena mengalami pengulangan setiap hari di rumah.

Meningkatkan DAYA INGAT Anak dengan Permainan

Bermain adalah sarana yang sangat efektif untuk meningkatkan daya ingat anak. Beberapa permainan dapat dilakukan tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Permainan ini akan bermanfaat untuk mengasah daya ingat dan berguna bagi si kecil saat berkonsentrasi pada pelajaran di sekolah.

Mengurutkan Benda

Susun tiga benda berurutan dan minta si kecil menyebutnya satu persatu. Acaklah ketiga benda itu, lalu minta si kecil menyusunnya kembali. Bila si kecil berhasil, tingkatkan kesulitannya dengan menambah jumlah benda Permainan ini sangat menyenangkan bila dilakukan bersama pasangan.

Permainan Kim

Taruhlah beberapa benda dalam sebuah kotak. Minta si kecil melihat dan menyebut nama benda itu satu persatu. Lalu minta si kecil memejamkan matanya. Sembunyikan satu benda. Kemudian minta si kecil mengingat benda apa yang hilang dari kotak itu. Bila berhasil, tambah jumlah benda dalam kotak dan sembunyikan lebih dari satu benda.

Sentuhan Ajaib

Berjalanlah ke sekeliling ruangan dan sentuhlah beberapa benda secara berurutan sambil menyebut nama benda itu. Lalu mintalah si kecil mengulangi gerakan anda sambil menyebut benda yang anda sentuh sesuai urutan.

Mencocokkan Benda Berpasangan

Siapkan kartu yang berjumlah dua set (sama). Susunlah beberapa pasang kartu yang sama dalam posisi terbalik. Mintalah anak menemukan kartu yang bergambar sama dengan cara membalik dua kartu secara bersamaan (dalam posisi acak).

Imajinasi

Memerlukan peran orang tua dengan si anak, dengan membuat permainan seolah-olah sedang berada di suatu tempat (mal) lalu mengingat-ingat apa yang akan dilakukan di tempat tersebut secara bergantian sampai akhirnya pemain kewalahan mengingat informasi yang ada.

Tips membantu anak mengingat lebih baik:

1. Pastikan si kecil melihat wajah ibu dan ayah saat berbicara dengannya.
2. Mintalah si kecil mengulangi kembali yang anda ingin dia ingat.
3. Periksa kembali pemahaman anak.
4. Bimbing si kecil untuk menghubungkan informasi yang baru diperolehnya dengan pengetahuan yang sudah diketahuinya.
5. Bila memungkinkan, perbolehkan si kecil melakukan eksperimen (melakukan) kegiatan sehubungan dengan informasi yang harus diingatnya.
6. Pilih tugas yang rumit (kompleks) menjadi tahap-tahap yang sederhana, lalu latih si kecil untuk mengingat sesuai dengan urutan informasi.
7. Tetap tenang, karena anak lebih mudah mengingat bila berada dalam suasana santai dan nyaman. Bila si kecil merasakan ketegangan dan tekanan psikologis dari orang tuanya untuk mengingat, konsentrasinya akan terpengaruh.
8. Tetaplah berlatih dan nikmati saat-saat indah bersama anak.